Senin, 07 Oktober 2019

BPJS naik 100% Otakmu kemana?

Pagi-pagi udah disodori dengan TL twitter berita tentang kenaikan iuran BPJS kesehatan hingga 100 % di awal Januari 2020 nanti. Kesal? tentu saja ia… betapa mereka yang sedang duduk diatas menganggap sepele masalah kenaikan iuran ini, mereka pikir cari uang itu gampang apa?

sampai-sampai ada statement bahwa kenaikan iuran BPJS hanya Rp. 5000/ hari. Coba anda pikirkan, apakah mudah mencari uang Rp. 5000 perhari, saat kondisi bisnis seperti saat ini. Apakah jalan dari sabang samapai marauke anda akan ketemu uang Rp. 5000 di jalan? Otakmu kemana?

Saya bukanlah penggiat politik, ataupun pengamat. Urusan kenaikan iuran yang seharusnya menjadi tanggung jawab pemerintah melalui amanat undang-undang dengan prosedur legal seharusnya, maka pemerintah tidak layak menerapkan kenaikan sedemikian rupa. Tarif BPJS seharusnya secara berangsur menjadi lebih murah, hingga di suatu masa nanti menjadi gratis seperti di negara-negara maju dimana biaya kesehatan (berobat ke rumah sakit) gratis.

Kapan lagi kita berfikir akan maju, bila biaya jaminan sosial seperti ini saja sudah masuk dalam perencanaan untuk dinaikkan secara bertahap. Pikiran pejabat pemerintah sangatlah jauh dari cita-cita kemerdekaan itu dimana rakyat “adil dan makmur”, sableng bukan? ia, negri ini memang negri paling gila menjadi korban ekonomi global. Kita secara tidak sadar telah diarahkan sebagai negara konsumen terbesar di Dunia.

Anda tau, China dan India adalah negara sedang berkembang yang termasuk memiliki penduduk paling besar di Dunia? mereka bukanlah target pasar global, mengapa? karena sebagai negara berpenduduk besar mereka juga termasuk negara produsen barang/jasa yang dikonsumsi penduduknya dan kelebihannya dimanfaatkan untuk devisa melalui kegiatan ekspor.

Kapan kita bisa seperti Jepang/ USA yang  sama-sama penyandang predikat penduduk terbesar di dunia? dinyata kita tak mampu menyamai India atau China. Itu hanya angan-angan kosong belaka, jangan terlalu berbangga menjadi warga negara Indonesia dikala kita masih sangat bodohnya mengkonsumsi sampah negara lain.

salam dari saya, secangkir kopi pait di bawah meja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar